Saat engkau melakukan kesalahan, itulah tandanya engkau belajar

Senin, 06 Juni 2011

Amalan ringan yang bisa membantu kita kelak

Assalamualaikum

Iman harus dibuktikan dengan amal saleh. Demikian bila kalau kita perhatikan dalam al-Qur’an, dimana kata “aamanu” selalu bergandengan dengan “‘amilu shaalihat”. Hal ini menunjukkan bahwa iman tidak bisa dipisahkan dengan amal saleh. Seseorang yang mengaku beriman, tetapi tidak mengerjakan amal saleh, tentulah imannya tidak sempurna. Sebaliknya, seseorang yang melakukan amal saleh tanpa disertai keimanan, maka sia-sia amalnya. Dengan demikian, iman dan amal saleh adalah dua pilar yang mesti berjalan beriringan. Al-Qur’an menerangkan, “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl [16]: 97).
Setiap amal perbuatan manusia pasti ada balasannya di akhirat kelak. Bahkan, amal sepele yang beratnya tak lebih dari biji sawi pun ada hitungannya. Amal-amal itulah yang nanti akan menentukan kemana akhirnya seorang hamba kembali, ke surga atau neraka. Yang pasti, tak ada seorang manusia pun yang ingin dirinya kekal di neraka.
Setiap manusia yang meyakini akan adanya hari pembalasan, ia akan berusaha melakukan amal-amal kebaikan yang akan membawanya ke surga. Bahkan, Rasulullah mengingatkan kepada umatnya untuk tidak meremehkan sekecil apapun kebaikan yang berpotensi membawa sang pelakunya ke surga.
Begitu banyak amalan yang terlihat ringan dan sepele, dikatakan oleh Rasulullah sebagai pembuka pintu surga. Karena bisa saja amalan ringan tersebut justru berkadar tinggi di sisi Allah. Dan sungguh beruntung orang yang bisa memberatkan timbangan amal kebaikannya dengan amal-amalan ringan namun bisa membawanya ke surga.
Diantara amalan ringan yang diuraikan penulis dalam buku yang bersumber dari buku Tamamul Minnah bi al-Bayaani al-Khisha al-Mujibah lil Jannah karya syaikh Abu al-Fadhl al-Hasani ini, adalah Menjenguk Orang Sakit.
“Barang siapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, “engkau adalah orang yang baik, langkahmu adalah langkah yang baik, dan engkau telah mendapatkan suatu posisi di surga” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah ra)
Menjenguk orang sakit memang merupakan amalan yang terlihat mudah dan ringan. Semua orang mungkin saja bisa melakukannya. Baik ia miskin maupun kaya, asalkan mau menyempatkan diri menengok saudaranya yang sedang sakit, atau sekadar berkunjung untuk bersilaturrahmi kepada saudaranya yang lain, ia bisa mendapatkan kesempatan meraih keutamaan amalan ini.
Selain hadis di atas, penulis juga menguraikan hadis mengenai Menutup Aib Seorang Muslim.
“Tidak ada seorang mukmin yang melihat aurat saudaranya lalu ia menutupinya, melainkan Allah akan memasukkannya ke dalam surga.”
Pada buku ini penulis mengutip pendapat syaikh Utsaimin mengenai pengertian aurat dalam hadis di atas. Menurut beliau, aurat di atas yang dimaksud adalah aurat maknawiyah (aurat yang berupa aib, maksiat dan keburukan sifat atau tindakan).
Dalam hadis lain disebutkan bahwa Allah akan menutupi aib seorang muslim di dunia dan di akhirat bagi mereka yang menutupi aib saudaranya. Amalan ini juga terlihat ringan, namun sangat sulit dilakukan bagi sebagian orang pada saat ini, apalagi ditambah dengan pemberitaan di televisi -terutama infotainment- yang mengumbar aib seseorang tanpa melalui proses tabayun (‘cek dan ricek’). Tetapi jika hal ini dilakukan demi untuk penegakkan hukum dan dijadikan pelajaran bagi orang lain, maka membuka aib orang tersebut menjadi sah-sah saja. Kita pun dapat menilai mana yang lebih utama, apakah dengan menutupi aib seseorang lebih mendatangkan maslahat dibandingkan mafsadat, atau malah sebaliknya.
Keempat puluh amalan ringan yang ada di buku ini merupakan amalan sosial yang bersifat materi maupun immateri, seperti memberikan kemudahan dalam berjual beli, memasukkan kegembiraan ke dalam hati seorang muslim, santunan kecil kepada orang lain, mendamaikan dua pihak yang berseteru, menyingkirkan kotoran dan gangguan dari mesjid, dan amalan lainnya.
Semua amalan ringan yang disebutkan dalam buku ini bisa saja menjadi amalan luar biasa yang dapat mengantarkan pelakunya ke surga. Namun, semua itu kembali lagi kepada ikhlas atau tidaknya niat sang pelaku. Jika tidak, amalan tersebut akan menjadi amalan ringan dan sepele yang biasa saja.
Syukur alhamdulillaah, kita memiliki Allah yang sedemikian penyayang dan Maha Pengampun. Yang Allah pinta hanyalah kembalinya kita kepada-Nya setelah kita melakukan dosa. Mengakui kesalahan kita, meminta maaf atas kekhilafan kita,memohon ampunan atas dosa kita, itulah yang Allah pinta. Sebagai gantinya Allah akan mengampuni kita dan menghapus dosa-dosa kita, berapa pun banyaknya.
Doa dan Dzikir Penghapus Dosa
Berikut ini adalah beberapa tuntunan Rasulullaah saw. tentang amal-amal yang akan menghapuskan dosa-dosa kita.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:
“Barangsiapa mengucapkan ‘ Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syaarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiirseratus kali akan memperoleh ganjaran sebagaimana membebaskan sepuluh budak, dan seratus kebaikan akan dicatatkan atasnya, dan seratus dosa akan dihapuskan dari catatan amalnya, dan ucapan tadi akan menjadi perisai baginya dari Syaithan pada hari itu hingga malam hari, dan tak ada seorangpun yang bisa mengalahkan amal kebaikannya kecuali orang yang melakukan amal yang lebih baik darinya.” [Shahih Bukhari]
“Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bershalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tiga puluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tiga puluh tiga kali dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan.” [Shahih Muslim]
“Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya-, dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dihapuskanlah dari dirinya semua kesalahan-kesalahannya (dosa-dosa kecil), sekalipun kesalahan-kesalahannya itu banyaknya seperti buih lautan.” [Muttafaq 'alaih]
Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika (Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu)”. Seorang sahabat berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca?” Beliau menjawab: “Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.” [RIwayat Abu Dawud]

Wassalam


3 komentar:

  1. Sangat jarang blog yang memuat artikel sperti punya sobat,,, tetep semangat ya, and keep posting

    BalasHapus
  2. afwan komentarnya, doa kan saja bisa update posting, sebelum malaikat izroil menjemput saya,.,.,., amiiin

    BalasHapus